Ideologi Penulis
Oleh : Reza Ervani
Oleh : Reza Ervani
Jadi pengarang apa ?
Barangkali tuan sangka akan lebih mudah lagi jika mengarang soal-soal agama.
Itupun bukan sedikit kesulitannya. Sebab pengarang itu harus bebas dari taklid harus berpendirian sendiri, walaupun berlawanan dengan mazhab dan ulama yang dahulu. Sebab yang dinantikan orang dari seorang pengarang, bukan gramofon fikiran orang lain tetapi pendapatnya sendiri.
"Tentukanlah tujuan hidup, dan berjuanglah untuk mencapainya !!!"
(Buya HAMKA, Kenang-kenangan Hidup halaman 124)
Penulis tanpa ideologi adalah penulis tanpa tenaga
Khayalnya terbang kemana-manaTulisan adalah duta ideologi Sang pujangganya.
tetapi kakinya tak pernah berpijak pada ruang dan waktu yang nyata
yang tertinggal hanya prolog, alur dan epilog sebuah cerita
mungkin sempurna secara bahasa
tapi hampa tanpa daya
Di balik katanya tersimpan seruan lembut yang tak terdengar oleh telingaKata yang terangkai adalah pedang sang penyairnya
tapi mampu menyusup ke selongsong dada
dan menggetarkan dawai-dawainya
dari dalam jiwa
Ia mampu robohkan ribuan benteng perkasaYang dipegang seorang sastrawan bukanlah pena kecilnya
tanpa harus lontarkan meriam kearahnya
ia gelisahkan jenderal lawan nan digdaya
tanpa harus kumpulkan pasukan di sekelilingnya
tapi ideologi besarnya …Tulisan-tulisan yang muncul dari celupannya
Semakin tinggi keyakinannya,
semakin luas pula cakrawala paparannya
mampu membasahi gersang hati yang merindu nasehat sempurnaJiwa teguh itu digambarkan kitab suci dengan sebuah perupa
mampu lahirkan air mata
bahkan kerelaan berkorban serahkan harta dan nyawa
Kamatsalil jannah bi rabwatin ashoobahaa
Waabilun fa-aatat ukulahaa
Dhi'fayni
Fa inlam yushibhaa
Waabilun fathal
Semisal kebun rimbun di dataran tinggiRangkaian kalimat kokoh itu berdiri di atas keyakinan ideologi seorang penulis
Tersiram hujan lebat
Buahnya dua kali lipat
Jika tak ada hujan
Gerimis dan embunpun mencukupi
Wallahu ta'maluuna bashir
Allahu `Alam
Bandung, 28 Jumadil Ula 1429 H
Ditulis sebagai ucapan terima kasih kepada Bapak Mif Baihaqi, Ketua Jurusan Psikologi Universitas Pendidikan Indonesia atas pengantar indahnya dibuku "Ada Cinta di Masjidku"
No comments:
Post a Comment