Sunday, January 13, 2008

Bunda, Menulislah
(Original Writing by Reza Ervani)

Ini kisah dalam bingkai waktu yang telah lalu, tapi tak usang, tidak akan pernah pudar dan lekang.

Masa dimana dering telepon genggam belumlah menjadi kebiasaan. Masa dimana surat masihlah berupa untaian kata-kata pilihan di atas selembar kertas wangi dan penuh hiasan. Tinta yang kadang berpendar karena tetesan air mata keharuan menjadi bahasa yang penuh kekuatan antara dua hati yang tak terpisah walau raga berjauhan.

Kala itu, kotak surat adalah jembatan dimana kerinduan dititipkan.
Didalamnya ada ribuan rasa yang mewakili ribuan kalimat jiwa.

Seorang muda, dalam bilik kecil yang sedikit lembab, senantiasa berdoa, semoga esok ia temukan seberkas cinta disana. Tak mengapa jika sampulnya usang, karena yang ingin ia lihat adalah cinta yang terangkai dalam berkas-berkas lipatan di dalamnya.

Kotak itu adalah yang pertama kali ia ketuk sebelum sampai ke pintu persinggahannya selama tiga tahun terakhir. Kadang, senyumnya mengembang, kala sebuah benda putih tampak menunggu disudutnya. Kalaupun tak ia temukan, tak pernah ia berhenti berharap. Atau jika ada sedikit rezeki lebih, ia goreskan kembali penanya di malam-malam tanpa jarak.

Setelah menulis, tak bosan ia tengadahkan tangan, meminta kekuatan agar cita-citanya tak pudar oleh deraan keterbatasan. Di penghujung doa syahdu itu, ia titipkan kalimat indah ....

"Bunda .... Menulislah ... Berikan Nanda Penawar Rindu Ini"

Allahumaghfirlana waliwalidayna warhamhuma kama robbayana shighoro
Sayangi mereka ya Robb, sebagaimana mereka membimbing kami dengan kasih sayangnya ....

Amin

Ditulis di Bandung untuk Bunda dan Ayahanda tercinta
2 Muharram 1429 H

1 comment:

Anonymous said...

surat??Actually gue gak pernah ngerasain yang kaya gini..secara sekarang udah jamannya internet, jadi perlu nulis surat n nunggu lama2. ato kalo misalnya gaptek, masih ada telpon.jadi bisa telpon2an. tapi ngebaca tulisan ini gue bisa ngerasain apa yang dirasain ma penulis. eventhough gue gak punya pengelaman kaya gitu. Touchful banget,,